Falsafah Sepakbola

Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.



Herve Renard, pelatih yang membawa Zambia Menjuarai Piala Afrika 2012



Apa Itu Sepakbola?

Merumuskan Bahasa Sepakbola yang Objektif
Saat melakukan suatu kegiatan apapun, tentu hal yang paling penting adalah memahami sepenuhnya definisi objektif dari kegiatan tersebut. Tak salah sebelum berkegiatan sepakbola, kita berusaha mempelajari serta memahami definisi dan konsep dasar sepakbola. Munculah pertanyaan yang paling dasar dari segala dasar, yakni : Apa itu Sepakbola.?


Jawabannya begitu mudah, tapi beragam. Salahsatunya seperti yang tertulis diatas, ada juga yang mengatakan dengan sederhana yaitu permainan 11 lawan 11 dengan 1 bola, pihak lain menjabarkan sepakbola sebagai olahraga yang terdiri dari teknik, taktik, fisik dan  mental. Bahkan Bill Shankley dengan garang mengatakan bahwa "sepakbola dalah permainan yang lebih penting daripada hidup dan mati". Semua jawaban tersebut tidaklah salah, tetapi untuk mempelajari sepakbola tentu dibutuhkan suatu jawaban yang objektif, faktual dan universal. Bukan suatu jawaban yang subjektif, opini dan lokal. Artinya jawaban yang berdasarkan fakta bukan pendapat, serta berlaku di segala tempat. Jawaban yang objektif mewakili sepakbola di segala level, usia dan tempat.

Teori Aksi 
Bahasa yang subjektif membuat proses analisa latihan dan pertandingan seringkali kontra produktif. Perumusan masalah juga gagal terdefinisikan dengan baik. Persoalannya adalah bahasa subjektif selalu menjadi superfisial. Masalah sepakbola pun tak terdefinisikan dengan tegas. Kalimat "pemain tidak main dengan hati" "tim Habis Bensin" atau "si A bermain terlalu salon" sangat popular diucapkan pelatih, apalagi pengurus. Jika mendefinisikan masalahnya seperti itu maka pelatih perlu membuat latihan dengan topik "Peningkatan Kualitas Hati" "Efesiensi Penggunaan Bensin" atau "Pengkerasan Individu". Ya solusi yang abstrak untuk masalah yang abstrak pula. Tentu saat pelatih mengatakan si A Terlalu salon, ia memiliki maksud lain, Si A sebenarnya memiliki persoalan tertentu. Hanya saja pelatih tidak mampu menjelaskan nya dengan bahasa sepakbola yang objektif. Ketidakmampuan seorang pelatih menstrukturkan persoalan sepakbola dengan bahasa sepakbola merupakan problem besar. Einsten mengatakan "kalau anda tidak bisa menjelaskan dengan sederhana berarti anda tidak terlalu mengerti".
Beruntunglah Jan Tamboer, seorang filsuf dalam bukunya "Footbal Theory" membuat semua menjadi lebih mudah, ia menjelaskan bahwa sepakbola perlu dipandang dengan kacamata teori kasi. Diamana aksi sepakbola yang dimaksud bukanlah kata sifat atau kata benda, melainkan kata kerja,  Diaman kata kerja disini adalah aksi bukanlah gerakan. Aksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan konteks dan interaksi dengan sekitarnya, sedangkan gerakan adalah mekanika gerak yang independen.

Didalam kehidupan mengangkat tangan di depan cermin adalah gerakan, tetapi gerakan tangan menyapa kawan adalah aksi. Keduanya memiliki mekanika gerak yang sama. Hanya angkat tangan menyapa kawan memiliki interaksi dengan sekitar. Itulah juga yang membedakan kickling dengan passing. Di sepakbola kawan, lawan dan bola adalah sekitar. Ya dribble, passing, kontrol, support, pressing, covering, squeeze in, dll adalah aksi - aksi di dalam sepakbola.
Pelatih Lazio Simone Inzaghi


Bahasa Sepakbola Yang Operatif
Dari pendefinisian diatas, mungkin maksud pelatih yang mengatakan "Tim Habis Bensin" itu berarti hanya mampu melakukan pressing di daerah lawan selama 30 menit. Lalu "Pemain Salon" adalah jalan kaki saat tim kehilangan bola. Alih - alih menggunakan kata sifat yang superfisial dan subjektif, kini pendefinisian masalah menjadi kata kerja yang konkret dan objektif. Definisi masalah konkret akan berujung pada solusi konkret pula. Kini pelatih perlu tingkatkan kemampuan pelihara pressing di area lawan dari 30 menit menjadi 40 - 60 - 90 menit. Bagaimana latihannya.? bermain game pressing tinggi di area lawan yang durasi latihannya lebih panjang. Pemain salon? pelatih perlu ajarkan posisi, timing, arah kecepatan dan transisi saat hilang bola. Caranya? selalu lakukan pembenaran saat transisi negatif terjadi dalam game.
Yes, bahasa sepakbola berbasis aksi sepakbola membuat operasi sepakbola menjadi sederhana dan mudah.

Mendefinisikan Struktur Sepakbola
Bahasa sepakbola berbasis aksi sepakbola membuat perumusan masalah sepakbola dalam suatu latihan dan pertandingan lebih jelas. Kini langkah selanjutnya adalah menempatkan ragam terminologi aksi sepakbola ini pada struktur sepakbola yang logis. Struktur permainan yang logis ini penting untuk diketahui agar tercipta suatu referensi dan definisi sepakbola yang objektif dan universal. Pengertian struktur sepakbola objektif dan universal ini adalah dapat berlaku di segala level dan di segala tempat. Struktur yang sama siapapun yang memainkan sepakbola. Entah di yunior atau senior. Juga, struktur yang sama dimanapun sepakbola dimainkan. Baik di Liga Spanyol, Liga Jerman, Liga Indonesia dan di belahan dunia manapun.

Selebrasi sujud syukur Adem Ljajic pemain yang kini membela Torino


Tujuan Permainan Sepakbola
Dalam buku Football Theory, Jan Tamboer jelaskan untuk menyusun struktur sepakbola yang logis, ada pertanyaan utama yang harus dijawab. Yakni, Apa itu Sepakbola? Sederhana, sepakbola adalah permainan untuk mencari kemenangan. Dimana menurut FIFA Laws of the Game,kemenangan ditentukan dengan cara cetak gol lebih banyak daripada kebobolan.Pengertian tujuan permainan sepakbola untukmencari kemenangan jangan dicampur adukkan dengan pameo sepakbola usia muda yang tidak mementingkan kemenangan. Betul, pertandingan sepakbola usia muda lebih mengedepankan proses belajar. Meski demikian, secara filosofis hakekat permainan sepakbola usia muda tetap untuk mencari kemenangan. Ini berlaku bagi Barcelona atau FC Bayern maupun tim SSB U8 Anda. Sebab saat bermain, seluruh pemain akan menyerang ke arah gawang lawan, bukan gawang sendiri. Tidak mungkin pemain U8 sekalipun akan melakukan tendangan ke arah gawang sendiri. Artinya pemain U8 sekalipun akan tetap bermain untuk mencari kemenangan. Memang tujuan PERTANDINGAN sepakbola usia muda adalah belajar, tetapi tujuan PERMAINAN tetaplah mencari kemenangan.


Kini, tujuan permainan sepakbola (what?) telah terdefinisi secara kongkret. Yakni mencari kemenangan dengan cara cetak gol lebih banyak daripada kebobolan. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan cara untuk mencapai tujuan permainan tersebut (how?). Ya bagaimana caranya bisa mencetak gol dan mencegah lawan cetak gol?

Struktur Permainan Sepakbola
Pertama, bagaimana cara mencetak gol? Sekali lagi sesuai FIFA Laws of the Game, gol hanya bisa tercipta bila tim berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Artinya tim harus menguasai bola untuk bisa mencetak gol. Tanpa bola, omong kosong tim bisa mencetak gol. Inilah momen pertama di dalam sepakbola yang sering disebut dengan MENYERANG. Kedua, bagaimana cara mencegah lawan mencetak gol? Satu-satunya cara adalah memaksa lawan tidak mampu memasukkan bola ke gawang kita. Artinya tim harus berusaha merebut bola agar lawan tidak dapat mencetak gol. Sama juga, tanpa bola lawan takkan bisa mencetak gol. Inilah momen kedua di dalam sepakbola yang sering disebut dengan BERTAHAN. Sepanjang permainan berlangsung, akan selalu terjadi perpindahan momen dari MENYERANG ke BERTAHAN atau BERTAHAN ke MENYERANG. Perpindahan momen ini ditandai dengan TRANSISI. Dimana penanda di dalam permainan adalah merebut bola (transisi positif) atau kehilangan bola (transisi negatif). TRANSISI ibarat bel sekolah berbunyi sebagai penanda perpindahan momen dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya. Pada permainan sepakbola momen menyerang dibagi menjadi 2 fase :

FASE MEMBANGUN SERANGAN
Fase ini seringkali disebut build up. Pengertian build up acapkali disalahartikan sebagai playing style atau taktik. Yaitu sebuah taktik bangun serangan dari bawah secara konstruktif lini ke lini. Sebaliknya tim yang memainkan tendangan jauh ke depan dari kiper dianggap BUKAN melakukan build up. Padahal BANGUN SERANGAN (build up) merupakan fase yang PASTI terjadi pada momen MENYERANG. Apapun taktiknya, tim pasti akan melakukan build up. Ada build up yang dilakukan secara konstruktif dari lini ke lini. Ada juga build up yang dilakukan secara direct. Itu merupakan pilihan subjektif tentang cara melakukan build up. Pastinya, tim harus BANGUN SERANGAN (build up) jika ingin mencetak gol. Tujuan dari BANGUN SERANGAN adalah untuk memprogresi bola ke depan dan menciptakan peluang mencetak gol. Untuk itu indikator kesuksesan BANGUN SERANGAN dideskripsikan dalam tiga kategori:

  • Bangunan serangan berujung pada penciptaan peluang = SUKSES.
  • Bangunan serangan berujung hanya pada penguasaan bola = NETRAL.
  • Bangunan serangan berujung pada kehilangan bola = GAGAL.


FASE MENYELESAIKAN SERANGAN
Fase ini popular dengan istilah goalscoring. Setelah tim SUKSES dalam BANGUN SERANGAN, langkah selanjutnya tentu saja SELESAIKAN SERANGAN. Jika build up bertujuan untuk menciptakan peluang, maka goalscoring punya tujuan untuk mengkonversi peluang menjadi gol. Indikator penilaian fase SELESAIKAN SERANGAN juga dibagi menjadi tiga kategori:
  • Penyelesaian serangan berujung pada gol = SUKSES.
  • Penyelesaian serangan berujung pada penguasaan bola kembali = NETRAL.
  • Penyelesaian serangan berujung pada kehilangan bola = GAGAL.


Momen berikutnya adalah BERTAHAN. Adapun tujuan dari momen BERTAHAN adalah mencegah lawan mencetak gol. Mengingat sepakbola itu selalu respirok, maka momen BERTAHAN juga dibagi ke dalam dua fase.

FASE MENGGANGGU LAWAN BANGUN SERANGAN
Pada fase ini, tim meladeni lawan yang sedang MEMBANGUN SERANGAN. Tujuan dari gangguan ini tentu saja adalah untuk mencegah lawan lakukan progresi dan penciptaan peluang. Untuk itu indikator penilaian fase GANGGU LAWAN BANGUN SERANGAN dibagi menjadi tiga kategori :
  • Gangguan pada lawan bangun serangan berujung pada rebut bola = SUKSES.
  • Gangguan pada lawan bangun serangan berujung lawan hanya kuasai bola = NETRAL.
  • Gangguan pada lawan bangun serangan berujung lawan dapat progresi dan ciptakan peluang = GAGAL.


FASE MENCEGAH LAWAN SELESAIKAN SERANGAN
Pada fase ini, tim telah gagal mengganggu lawan bangun serangan. Sehingga tim harus mencegah lawan selesaikan serangan. Dalam hal ini tujuan fase ini adalah menetralisir peluang lawan. Misal dengan block, tackle atau tangkap, tip (kiper). Indikator penilaian fase CEGAH LAWAN SELESAIKAN SERANGAN dibagi juga menjadi tiga kategori :
  • Cegah lawan selesaikan serangan berujung pada rebut bola = SUKSES.
  • Cegah lawan selesaikan serangan berujung pada lawan kembali kuasai bola = NETRAL.
  • Cegah lawan selesaikan serangan berujung pada lawan cetak gol = GAGAL
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance Unit PSSI, 2017, 7)



Alur Dalam Permainan
Penjelasan tentang struktur permainan sepakbola di atas menunjukkan kesederhanaan sepakbola. Tidak ada cara menjelaskan struktur sepakbola yang lebih sederhana dan terstruktur selain penjelasan di atas. Ya sepakbola cuma terdiri dari MENYERANG - BERTAHAN - TRANSISI. Bagan di atas membuatnya menjadi lebih sederhana. Proses menyerang (membangun-selesaikan) dan bertahan (ganggu-cegah) merupakan siklus yang terus terjadi secara bergantian sepanjang permainan. Saat tim menyerang, ia akan mulai membangun serangan. Jika sukses, ia bisa menyelesaikannya. Jika gagal, ia bisa terus membangun atau kehilangan bola. Saat hilang bola, maka ia akan masuk pada fase mengganggu lawan bangun serangan. Jika berhasil dalam ganggu lawan bangun serangan, tim bisa rebut bola dan kembali bangun serangan. Jika gagal, maka tim harus masuki fase cegah lawan selesaikan serangan. Jika berhasil, tim akan rebut bola dan kembali bangun serangan. Jika gagal juga, maka berarti tim kebobolan gol. Sepakbola itu sederhana!

Pirlo salah satu gelandang yang memiliki akurasi umpan yang sangat baik

Aksi - aksi Dalam Sepakbola
Dengan referensi bahasa sepakbola, serta struktur permainan sepakbola yang objektif, permainan sepakbola tak lain adalah soal menyerang, bertahan dan transisi. Tidak ada yang lain. Itulah sebabnya di kepelatihan sepakbola, tiga momen tersebut sering disebut “three main moments”. Nah di dalam setiap momen sepakbola, diperlukan aksi-aksi sepakbola yang mendukungnya. Momen penyerangan selalu dimulai dengan fase membangun serangan. Untuk bisa membangun serangan, tim perlu melakukan berbagai aksi sepakbola. Baik aksi menggunakan bola seperti dribble, passing, heading, kontrol, dll. Juga aksi tanpa bola seperti menciptakan ruang, berlari ke ruang, support, dll. Setelah tim membangun, maka tim perlu menyelesaikannya. Untuk menyelesaikan serangan, terdapat aksi sepakbola seperti shooting dan heading. Pada momen bertahan, dimulai dari fase ganggu lawan bangun serangan. Aksi sepakbola yang dilakukan pada fase ini misal: pressing, marking, covering, tackling, squeeze space,dll. Lalu pada fase cegah lawan selesaikan serangan, aksi sepakbola yang dilakukan diantaranya blocking, deflecting, catching-punching-tipping(kiper). Klasifikasi ini membuat segalanya sederhana dan mudah. Ya passing dan dribbling misalnya. Kedua aksi sepakbola tersebut merupakan aksi yang terjadi pada momen menyerang fase build up. Sudah suratan takdir, bahwa passing dan dribbling tidak akan dilakukan pada momen bertahan. Sebaliknya aksi markingdan covering juga tidak akan dilakukan saat tim sedang menyerang. Setiap momen dan fase permainan sepakbola memiliki aksi sepakbolanya masing-masing.

Kurikulum Pembianaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2012, 9)

Mekanisme Produksi Aksi Sepakbola 
Setiap kali pemain melakukan aksi sepakbola apapun, terdapat mekanisme produksi yang harus dilalui. Sekali lagi mekanisme produksi ini adalah sesuatu yang objektif dan universal. Artinya berlaku untuk sepakbola junior - senior di segala penjuru dunia manapun. Lionel Messi melakukannya, tetapi pemain U10 SSB Anda juga harus melakukannya. Bayangkanlah pada suatu momen pertandingan, “Febri Hariyadi menguasai bola di sayap kanan. Putu Gede melihat Febri kuasai bola dan sedikit ruang di belakang full back kiri lawan. Ia memutuskan untuk lakukan overlapping run ke ruang tersebut. Febri melihat Putu melakukan overlappingrun, ia lalu putuskan untuk melakukan passing ke Putu”. Dari momen tersebut, bisa disimpulkan bahwa dua pemain tersebut melakukan dua aksi sepakbola yang berbeda. Febri lakukan passing dan Putu lakukan running into space. Masing-masing menjalankan ritual mekanisme produksi aksi yang sama. Pertama, Putu ber-KOMUNIKASI dengan melihat Febri menguasai bola. Lalu, ia mengambil KEPUTUSAN untuk berlari ke ruang tersebut. Tentu keputusan di otak perlu di-EKSEKUSI dengan gerak berlari. Hal yang sama dilakukan Febri. Pertama, ia ber- KOMUNIKASI dengan melihat Putu berlari ke suatu ruang. Berdasarkan komunikasi tersebut, ia MEMUTUSKAN untuk melakukan passing. Sekali lagi, keputusan di otak Febri berlanjut dengan suatu EKSEKUSI berupa passing. Kesimpulannya, mekanisme produksi aksi sepakbola adalah suatu rangkaian KOMUNIKASI-KEPUTUSANEKSEKUSI. Rangkaian komunikasi-keputusaneksekusi ini perlu dilakukan dalam TEMPO TINGGI sepanjang pertandingan. Proses komunikasi membutuhkan referensi taktik tim. Proses keputusan membutuhkan wawasan taktik individu. Eksekusi ditentukan oleh kemampuan teknik sepakbola. Sedangkan tempo tinggi sepanjang pertandingan membutuhkan fisik sepakbola.
Kurikulum Pembianaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2012, 10)

Ini merupakan fakta sepakbola yang tak terbantahkan. Sebab tidak mungkin Febri melakukan passing, tanpa berkomunikasi sebelumnya dengan Putu. Mustahil pula Febri melakukan eksekusi passing, sebelum memutuskannya. Mekanisme produksi aksi sepakbola: komunikasi-keputusan-eksekusi adalah takdir di sepakbola. Layaknya takdir bahwa bumi itu bulat.

Menolak Pendekatan Terisolir
Teori sepakbola yang ditulis Jan Tamboer menyadarkan kita semua bahwa ada fakta yang tak terbantahkan di sepakbola. Fakta sepakbola yang menggugurkan pendekatan sepakbola terisolir. Kita memang hidup di dunia yang selalu beranggapan bahwa sepakbola dibagi menjadi teknik-taktik-fisik-mental. Klasifikasi tersebut tidak sepenuhnya keliru, karena memang di dalam sepakbola terdapat keempat element tersebut. Hanya saja, perumusan elemen tersebutlah yang keliru besar. Selama ini yang disebut teknik sepakbola adalah seluruh aksi dengan bola. Misal: passing, dribbling, control, shooting, dll. Sedangkan taktik adalah aksi tanpa bola seperti creating space, pressing, marking, covering. Atau aksi sepakbola grup/tim seperti: wall pass, switching play, compact, spreading out, dll. Lalu fisik tidak berbicara soal aksi tetapi soal daya tahan, kekuatan, kecepatan, dst. Filosofi klasifikasi yang tumpang tindih bukan?!
Kurikulum Pembianaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2012, 11)

Kenyataannya, seseorang tidak mungkin lakukan passing, tanpa komunikasi (taktik) dengan rekannya. Ia juga harus mengambil keputusan (taktik) tentang posisi badannya saat passing, kapan ia harus passing, ke arah mana ia harus passing dan seberapa keras passingnya. Lalu keputusannya perlu dieksekusi (teknik) dengan teknik passing prima. Juga harus dilakukan dengan tempo tinggi sepanjang permainan (fisik). Mengkerdilkan passing sekedar sebagai teknik sepakbola adalah salah kaprah bak mengatakan bumi itu kotak. Hal ini juga berlaku untuk aksi lainnya dalam momen dan fase sepakbola lainnya. Ya, aksi creating spacejuga membutuhkan kualitas elemen taktik-teknik-fisik. Demikian pula dengan aksi pressing, covering, dst. Kesimpulannya setiap aksi sepakbola selalu terkandung tuntutan unsur taktik-teknik-fisik.

Berdasarkan fakta teoritis objektif di atas, maka jelas bahwa setiap aksi sepakbola adalah alat untuk capai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Aksi passing bukanlah bertujuan untuk passing. Sebagai aksi dalam fase bangun serangan, passing punya tujuan untuk menciptakan peluang gol. Dalam hal ini passing adalah alat untuk bisa memprogresi bola ke depan dengan cara melewati lawan atau menggerakkan lawan. Ini berlaku untuk semua aksi lainnya. Bukan dribble untuk dribble, bukan pula pressing untuk pressing, ataupun covering untuk covering. Seluruh aksi sepakbola haruslah fungsional sesuai momen dan fase permainan sepakbola. Semua aksi sepakbola dalam defending harus berkontribusi pada rebut bola. Sebaliknya semua aksi sepakbola dalam menyerang harus berkontribusi pada penciptaan gol.




Sumber :
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2017)
Wikipedia

Subscribe to receive free email updates: