Filosofi Sepakbola Indonesia

Apa Itu Filosofi Sepakbola Indonesia 
Fakta bahwa sepakbola harus dimenangkan dengan cetak gol lebih banyak dari kebobolan adalah sesuatu yang tak terbantahkan. Itulah yang kemudian sepakbola mengenal momen menyerang, bertahan dan transisi. Pada kerangka objektif untuk capai kemenangan dengan cetak gol lebih banyak dari kebobolan, di dalamnya terdapat pilihan-pilihan subjektif. Suatu pilihan subjektif tentang cara menyerang, bertahan dan transisi. Nah, Filosofi Sepakbola Indonesia adalah suatu rumusan cara bermain yang dipilih oleh Indonesia untuk menuju ke level prestasi sepakbola tertinggi.
Indra Sjafri Pelatih timnas Indonesia U - 19


Tentu cara bermain yang dipilih untuk bisa membawa sepakbola kita ke level yang lebih tinggi harus mempertimbangkan beberapa hal kunci. Pertama, kondisi kultur-geografis dan sosiologis masyarakat Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang terletak di khatulistiwa menjadikan negara kita beriklim tropis. Untuk itu, diperlukan cara bermain yang dikembangkan sesuai kondisi tersebut. Lalu secara kultur dan sosiologis, masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi hirarki. Keberadaan role model yang bisa dijadikan teladan dan patron di dalam tim sepakbola amatlah penting. Di samping itu, masyarakat kita juga sangat menghargai nilai-nilai kebersamaan. Sebuah refleksi tentang pentingnya suatu cara bermain yang berorientasi pada kerja sama tim.

Kelebihan - kelebihan pemain Indonesia. Dengan rata-rata postur sedang, pemain kita dianugerahi dengan kecepatan dan kelincahan mumpuni. Pemain memiliki keunggulan pada sprint jarak pendek. Pada aksi sepakbola, kelebihan ini terwujud dalam keunggulan pemain Indonesia saat melakukan aksi penyerangan solo 1v1. Pertimbangan terakhir adalah tuntutan sepakbola top level. Tren sepakbola modern menuntut permainan proaktif saat bertahan dan menyerang. Proaktif berarti keinginan tim untuk dominasi penguasaan bola dan menciptakan peluang saat menyerang. Juga proaktif dalam pressing saat bertahan untuk dapat kembali menguasai bola. Di samping itu transisi diantara kedua momen tersebut, merupakan momen magis yang menentukan terjadinya gol.
Kurikukulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2017, 14)
Goal Oriented Possession
Dalam sepakbola proaktif terdapat dua pendekatan penguasaan bola yang bisa dilakukan. Yaitu, bermain langsung ke depan (direct play) ala Roger Schmidt atau Tony Pulis. Juga permainan konstruktif dari belakang, lini ke lini hingga ke depan (constructive play) layaknya Pep Guardiola atau Thomas Tuchel. Dari data statistik secara umum pada beberapa kompetisi besar tingkat dunia, permainan direct play, 2-3 passing ke depan dan berharap second ball hasil duel udara kebanyakan berakhir pada tim kehilangan bola. Permainan konstruktif dari lini ke lini dengan jumlah passing lebih banyak terbukti lebih efektif untuk menciptakan peluang mencetak gol.
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2017, 16)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Indonesia memilih permainan berbasis possessionkonstruktif dari lini ke lini. Di samping possession konstruktif amat positif dalam penciptaan peluang gol, model ini juga bermanfaat untuk pengembangan skill individu pemain usia muda. Dengan bermain konstruktif dari lini ke lini, rute serangan akan lebih melibatkan banyak pemain. Alur bola akan mengalir dari kiper, ke pemain belakang, pemain tengah hingga pemain depan. Bandingkan dengan permainan possession berbasis direct play yang cenderung melompati lini tengah. Dimana permainan seringkali hanya melibatkan kiper atau bek dengan striker.


Perlu dipahami penguasaan bola bukanlah tujuan, melainkan alat. Tujuan possessionadalah untuk ciptakan peluang cetak gol. Untuk itu, meski mengandalkan possessionberbasis konstruktif dari lini ke lini, orientasi serangan haruslah progresif ke depan, mengarah ke gawang lawan. Sehingga progresi serangan dengan passingatau dribbling ke depan harus menjadi prioritas tertinggi jika memungkinkan. Jika tim kehilangan bola, style transisi negatif yang dipilih adalah sesegera mungkin langsung melakukan pressing di lokasi tempat hilang bola (immediate pressing). Prioritas untuk langsung lakukan pressing dilakukan dengan tujuan agar tim  dapat merebut bola kembali secepat mungkin. Jika immediate pressing tidak dapat dilakukan, tim harus lakukan re-organisasi untuk masuk pada fase Press Build Up.

Filosofi Sepakbola Indonesia dalam MENYERANG: 
“Menyerang secara PROAKTIF dengan penguasaan bola KONSTRUKTIF dari lini ke lini berorientasi PROGRESIF ke depan untuk mencetak gol.”

Smart ZonalPressing
Pendekatan sepakbola proaktif memberikan preferensi lebih pada penguasaan bola. Dimana saat tim kita menguasai bola, secara otomatis lawan tidak akan dapat mencetak gol. Untuk itu pendekatan proaktif juga harus dilakukan saat tim bertahan. Yaitu dengan orientasi pressing untuk secepat mungkin merebut bola. Sehingga dapat kembali menguasai bola. Orientasi pressing untuk secepat mungkin merebut bola jangan disalahartikan perwujudannya sebagai high pressing sepanjang permainan. Tinggi rendahnya garis pressing tim amat tergantung pada situasi. Pada banyak situasi, tim bisa lebih cepat merebut bola justru dengan garis pressing sedang atau bahkan rendah.

Dalam hal ini dibutuhkan intelejensia tim untuk secara kolektif membaca situasi permainan. Kemudian menentukan tinggi rendahnya garis pressing untuk dapat merebut bola secepat mungkin. Tim harus memahami situasi manakah yang harus direspon dengan high pressing line.Tetapi juga situasi lain yang harus direspon dengan low atau mediumpressing line. Pada saat melakukan pressing, penjagaan yang dilakukan tim tidak berbasis orang per orang (man to man marking). Melainkan tim secara kolektif lakukan pressing dengan basis penjagaan ruang (zonal marking). Semua pemain bersama-sama harus menjaga ruang dengan cara memperkecil ruang lawan (make the pitch small and squeeze the space). Dimana ruang yang dijaga berorientasi pada lokasi bola. Smart Zonal Pressing!.

Segera setelah merebut bola, prioritas pertama adalah melakukan serangan balik cepat (quick counter attack). Ini dilakukan dengan mengeksploitasi ruang di depan dan di belakang lini bek lawan. Jika quick counter tidak dapat dilakukan , maka tim harus kembali lakukan Build Up.

Filosofi Sepakbola Indonesia dalam BERTAHAN “Bertahan PROAKTIF dengan melakukan PRESSING secara SITUASIONAL berbasis penjagaan ZONAL. 

Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2017, 19)

Sumber:
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (High Peformance PSSI, 2017)

Subscribe to receive free email updates: