Pentingnya massage pada olahragawan telah dikenal sejak dulunya, massage adalah bentuk pemeliharaan tubuh yang sederhana dan alamiah. Dalam olahraga massage banyak dipergunakan sewaktu masa latihan, pertandingan dan transisi. Massage berfungsi dalam kesehatan di dalam menanggulangi akibat kerusakan dan cedera yang terjadi dalam melakukan aktivitas olahraga.
Massage (Google Search) |
Peranan massage dalam organisme berupaya memperbesar daya tahan terhadap kelelahan, meningkatkan kapasitas dan potensi organisme. Mengembangkan kualitas fisik dalam kondisi yang dimiliki oleh para olahragawan, peran massage memberikan penanggulangan akibat dari aktivitas olahraga yang dilakukan secara fisik dan psikis. Teknik dan metode massage bervariasi yang berdasarkan pada tujuan, dan begitu pula pada sifat tiap tiap nomor atau cabang olahraga.
Massage tidak hanya lebih banyak dipergunakan sebagai perangsang fungsi motor dan organ, tetapi juga diperlakukan sebagai penenang dan reaksi. Manipulasi masssage ikut serta dalam mengembalikan dan melawan kelelahan, dan begitu juga terhadap mengembalikan energi atlet secara cepat. Penggunaan massage dalam olahraga telah diberikan sampai sekarang secara unilateral, terutama dalam memberikan aksi langsung dan segera pada otot, tanpa memperhatikan mekanik lain, dalam hal ini berkenaan dengan refleks, humoral atau syaraf.
Massage Pada Masa Transisi dan Latihan
Terputusnya latihan disebabkan karena banyak hal bagi para olahragawan, sehingga aktivitas untuk melakukan latihan jauh berkurang atau terputus sama sekali. Dalam keadaan trsebut massage memberikan suatu usaha penanggulangan secara langsung untuk mengatasi kemelorotan dalam aktivitas yang dialami.
1. Massage dalam masa transisi.
Dalam masa transisi ini para olahragawan tetap memperhatikan kondisi fisiknya supaya tetap baik yaitu mempertahankan dari derajat persiapan fisik yang telah dimiliki sebelumnya dengan baik. Serta berusaha menjauhkan efek negatif yang dikarenakan tidak adanya aktivitas yang mungkin cukup. Keadaan ini tidak akan dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup panjang selain melalui latihan-latihan kondisi serta massage.
Massage mempunyai tujuan untuk mengembalikan perubahan - perubahan yang dihasilkan dari akibat pasif seperti bermalas - malas. Ini semua timbul tanpa dirasakan akibatnya kelihatan dalam pertumbuhan berat badan yang melonjak, sehingga menimbulkan kegemukan, menurunnya fleksibelitas tubuh yang yang disebabkan dari berkurangnya mobilitas persendian. yang akhirnya berkurangnya penyesuaian diri terhadap setiap usaha fisik.
Massage dalam periode transisi itu dapat dilakukan dengan teratur tiap minggunya sekurang - kurangnya dua kali. Dalam melakukan massage tidak harus bergantung kepada terapis, tetapi juga dapat dilakukan sendiri dengan automassage. Dengan jalan demikian para olahragawan dapat melewati periode berikutnya tanpa kehilangan waktu dan energi, serta dapat dengan mudah menyesuaikan diri kembali.
2. Massage dalam masa latihan
Kebanyakan pelatih berpendapat bahwa massage selayaknya diberikan dengan hubungan masa latihan, yaitu pada akhir aktivitas untuk menentukan manipulasi lamanya massage. untuk pemilihan kumpulan otot yang akan di massage lebih banyak dilakukan atas nasehat dokter atau pelatih yang bergantung kepada kebutuhan olahragawan. Memberikan massage dapat setelah berakhirnya latihan dan juga dapat di undur beberapa waktu, hal ini berguna untuk memberikan istirahat kepada olahragawan yang lelah. Perlu diperhatikan massage tidak dapat di berikan kepada olahragawan yang sangat kelelahan. Setelah cukup beristirahat baru massage dapat dilakukan.
Massage didalam olahraga selalu dilakukan dnegan kuat tapi tidak kasar. Menurut pendapat Prof. G. La Cava dkk (1986) bahwa "teknik rileks, pemijatan atau perubahan pola - pola latihan akan membantu melonggarkan otot - otot yang kaku". Setelah dilakukan massage dengan menyeluruh dapat ditambahkan dengan dengan melakukan gerakan pernafasan dan pelemasan dengan posisi berbaring atau duduk untuk beberapa saat sampai kembali pada keadaan semula baik secara faal maupun jiwanya.
Massage dapat ikut serta merealisasikan rencana latihan persiapan fisik jika dilakukan dengan teknik, metodik dan kondisi kesehatan yang baik. Dalam memberikan pandangan pada massage tidak perlu berlebih - lebihan sehingga menimbulkan pandangan yang negatif terhadap proses latihan olahraga.
Massage mempunyai tujuan untuk mengembalikan perubahan - perubahan yang dihasilkan dari akibat pasif seperti bermalas - malas. Ini semua timbul tanpa dirasakan akibatnya kelihatan dalam pertumbuhan berat badan yang melonjak, sehingga menimbulkan kegemukan, menurunnya fleksibelitas tubuh yang yang disebabkan dari berkurangnya mobilitas persendian. yang akhirnya berkurangnya penyesuaian diri terhadap setiap usaha fisik.
Massage dalam periode transisi itu dapat dilakukan dengan teratur tiap minggunya sekurang - kurangnya dua kali. Dalam melakukan massage tidak harus bergantung kepada terapis, tetapi juga dapat dilakukan sendiri dengan automassage. Dengan jalan demikian para olahragawan dapat melewati periode berikutnya tanpa kehilangan waktu dan energi, serta dapat dengan mudah menyesuaikan diri kembali.
2. Massage dalam masa latihan
Kebanyakan pelatih berpendapat bahwa massage selayaknya diberikan dengan hubungan masa latihan, yaitu pada akhir aktivitas untuk menentukan manipulasi lamanya massage. untuk pemilihan kumpulan otot yang akan di massage lebih banyak dilakukan atas nasehat dokter atau pelatih yang bergantung kepada kebutuhan olahragawan. Memberikan massage dapat setelah berakhirnya latihan dan juga dapat di undur beberapa waktu, hal ini berguna untuk memberikan istirahat kepada olahragawan yang lelah. Perlu diperhatikan massage tidak dapat di berikan kepada olahragawan yang sangat kelelahan. Setelah cukup beristirahat baru massage dapat dilakukan.
Massage didalam olahraga selalu dilakukan dnegan kuat tapi tidak kasar. Menurut pendapat Prof. G. La Cava dkk (1986) bahwa "teknik rileks, pemijatan atau perubahan pola - pola latihan akan membantu melonggarkan otot - otot yang kaku". Setelah dilakukan massage dengan menyeluruh dapat ditambahkan dengan dengan melakukan gerakan pernafasan dan pelemasan dengan posisi berbaring atau duduk untuk beberapa saat sampai kembali pada keadaan semula baik secara faal maupun jiwanya.
Massage dapat ikut serta merealisasikan rencana latihan persiapan fisik jika dilakukan dengan teknik, metodik dan kondisi kesehatan yang baik. Dalam memberikan pandangan pada massage tidak perlu berlebih - lebihan sehingga menimbulkan pandangan yang negatif terhadap proses latihan olahraga.
Demikian pembahasan tentang massage di dalam olahraga. Semoga bermanfaat.
Sumber : Pengantar Massage Olahraga (M. Ridwan, FIK UNP)