Prinsip Super Kompensasi. Latihan berarti pembebanan terhadap tubuh yang akan membawa ke suatu penurunan kemampuan tersebut. Penurunan kemampuan prestasi tubuh ini hanya dapat dipertahankan apabila organ - organ tubuh mempunyai waktu untuk membangun kembali energi yang hilang. Penggunaan energi dalam latihan akan menimbulkan suatu kelelahan yang mengakibatkan penurunan kemampuan fungsi tubuh, kelelahan tersebut akan mempengaruhi kualitas kerja tubuh dan kemampuan koordinasi rohani dan jasmani. Oleh karena itu untuk membangun kembali energi yang telah dipakai diperlukan suatu fase yang dikenal dengan fase pemulihan. Fase ini perlu sekali diperhatikan dalam proses latihan agar dicapai tujuan yang diinginkan dan sekaligus merupakan suatu adaptasi terhadap latihan.
Luciano Spalletti dalam memimpin sesi latihan Internazionale |
Lamanya fase pemulihan yang diberikan tergantung dari intensitas pembebanan, ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas beban yang diberikan maka semakin lama pula fase pemulihan melewati kemampuan awal yang dimiliki sebelumnnya. Proses ini dinamakan dengan proses yang menggunakan prinsip super kompensasi.
Prinsip ini didasari oleh adanya perbandingan yang optimal antara pembenahan dan pemulihan, Pendapat ini diperkuat oleh Rothing (1977, 34), "super kompensasi merupakan fase pemulihan sumber energi yang dipergunakan setelah suatu pembebanan yang melewati kemampuan awal dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan prestasi".
Jika pembebanan latihan berikutnya diberikan terlalu pendek waktunya, maka super kompensasi yang diharapkan tidak akan tercapai. Proses latihan yang seperti ini akan menimbulkan apa yang disebut over training. Sebaliknya apabila beban latihan berikutnya diberikan terlalu lama, maka efek training yang positif juga tidak akan tercapai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini.
Ilmu Melatih Lanjutan (Maidarman, 14, 2010) |
Ket :
- A - Adalah rangsangan yang terlalu kecil, maka tidak ada efek trainingnya.
- B - Rangsangan yang sesuai dan cukup memberikan efek training, yaitu dari batas ambang training sampai hasil tes maksimal.
- C - Rangsangan yang berlebihan, yaitu melewati maksimal individu (100%), yang sangat berbahaya dan merugikan tubuh individu yang melakukannya dan dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
Prinsip Beban Bervariasi. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam prestasi tingkat tinggi yang diharapkan tidaklah mudah. Ini sangat membutuhkan waktu yang lama dan dalam masa - masa latihan yang cukup lama ini sangat membosankan bagi atlet. Oleh sebab itu seorang pelatih harus dituntut memikirkan bagaimana agar atlet tersebut tidak jenuh dan bosan, karena apabila atlet menjadi bosan, hal ini akan menurunkan motivasi atlet, lama kelamaan ia akan berhenti sama sekali melakukan latihan.
Untuk mengatasi kebosanan atlet dalam berlatih tersebut perlu menggunakan metode yang bervariasi, baik itu dalam segi pembebanan maupun materi latihan. Hal ini juga berlaku dalam menentukan tempat - tempat latihan dan mengadakan try out ke berbagai tempat yang bertujuan untuk menghilangkan kebosanan.
Sumber :
Australian Sport Commission (1990) Better Coaching. Australian Coaching Council Incorperated. Australian
Ilmu Melatih Lanjutan (Maidarman, UNP, 2010)