Menjadi Pelatih Pembelajaran


Seorang pelatih memiliki tanggung jawab yang besar. Maju mundurnya sepakbola Indonesia ditentukan oleh kualitas pemain yang dihasilkan oleh pembinaan sepakbola usia muda. Tinggi rendahnya kualitas pemain tentu sangat ditentukan oleh kualitas pelatih. Filosofi Sepakbola Indonesia ini menjadi sia-sia apabila pelatih tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Pelatih wajib memiliki 3 kompetensi inti. Pertama, kompetensi wawasan sepakbola. Ya, pelatih wajib memiliki pemahaman mendalam tentang permainan sepakbola dan cara memainkannya. Pemahaman terhadap cara menyerang-transisi-bertahan, serta  prinsip-prinsip permainan yang terkandung di dalamnya.
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia ( PSSI, 2017, 76)

Kedua, kompetensi wawasan kepelatihan. Setelah  memiliki pengetahuan sepakbola, pelatih harus mengerti cara mentransfer pengetahuan tersebut ke pemainnya. Pelatih wajib mempunyai kemampuan didaktika dan metodologi latihan. Sehingga latihan dan pertandingan (proses pembelajaran) dapat  terjadi secara sistematis. 

Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia ( PSSI, 2017, 77)
Terakhir adalah kompetensi manajemen. Pengertian manajemen disini adalah terkait pengelolaan administrasi, juga pengelolaan manusia. Pengelolaan administrasi meliputi pencatatan dan dokumentasi. Sedangkan pengelolaan manusia terkait pada jalinan  hubungan dengan pemain, staf, pengurus, dll.

Perencanaan
Perencanaan adalah langkah pertama. Hal terpenting dalam membuat perencanaan adalah menjadikan Game sebagai titik awal. Dari game pertandingan atau latihan, pelatih kemudian harus mendefinisikan masalah. Lalu berdasarkan masalah yang telah terdefinisikan, pelatih mendesain latihan. Khusus untuk sepakbola usia muda, analisa game haruslah dihubungkan dengan rencana latihan  mingguan/bulanan. Katakanlah pelatih usia 10-13 tahun, topik minggu ini adalah dribbling, lalu minggu depan adalah 1v1. Tentu analisa game latihan dan pertandingan pelatih difokuskan pada dribbling dan 1v1. Analisa dribbling dalam game untuk melihat kesuksesan latihan minggu ini. Serta permasalahan bisa menjadi catatan untuk latihan dribbling berikutnya. Sedang analisa 1v1 dalam game berguna untuk membuat program latihan minggu depan. Pelatih bisa mencermati problem-problem pada 1v1 dari game. Setelah analisa game, kemudian pelatih mendefinisikan masalah yang terjadi. Alat bantu untuk pelatih mendefinisikan masalah adalah menjawab pertanyaan 5W.

What?
Apa permasalahan sepakbola yang terjadi?
Who?
Siapa yang terlibat pada permasalahan sepakbola tersebut?
Where?
Dimana permasalahan sepakbola tersebut terjadi?
When?
Kapan permasalahan sepakbola tersebut terjadi?Why?
Mengapa permasalahan sepakbola tersebut terjadi?

Setelah masalah sepakbola terdefinisikan, potret tersebut kemudian yang menjadi dasar pelatih untuk mendesain latihan. Prinsip yang digunakan adalah “berlatih seperti bermain, bermain seperti berlatih!”. Dengan kata lain, desain latihan yang dibuat haruslah menyerupai game. Dimana tujuan latihan harus difokuskan untuk menyelesaikan masalah.

Persiapan dan Pelaksanaan

Setelah rencana latihan selesai dibuat, pelatih bisa masuk ke lapangan dengan suatu referensi terarah. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan latihan. Persiapan latihan terkait pada pemain, lapangan dan peralatan latihan. Pelatih harus mempertimbangkan jumlah pemain. Pada kasus SSB yang kehadiran pemainnya fluktuatif, pastikan pelatih membuat aturan agar pemain yang berhalangan wajib memberi tahu pelatih. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah lapangan dan peralatan latihan yang tersedia. Pastikan pelatih membuat grid latihan yang efisien. Dimana pelatih telah membuat grid latihan dari awal hingga sesi selesai. Juga dengan memanfaatkan lokasi lapangan yang efisien.
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia ( PSSI, 2017, 79)


Saat grid latihan dan peralatan latihan telah semua siap, pelatih bisa memulai latihan dengan tenang. Pelatih membuka latihan dengan doa dan ucapan pembukaan singkat tentang tujuan latihan hari tersebut. Setelah itu, pelatih tanpa banyak basa-basi harus segera memulai latihan..

Pelatih menjelaskan regulasi dan cara kerja latihan sambil mendemokannya. Setelah didemokan, pemain mencoba. Jika pemain telah mencoba dengan benar tanda mengerti, latihan bisa segera dimulai. Tugas pelatih selanjutnya adalah mengobservasi jalannya bentuk latihan, lalu mengindentifikasi kesalahan - kesalahan yang terjadi.

Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia ( PSSI, 2017, 80)

Saat kesalahan terjadi, pelatih harus berteriak “STOP”! Tujuan dari teriakan ini adalah untuk membekukan situasi. Seluruh pemain harus berhenti seketika dan tidak boleh bergerak. Setelah situasi beku, pelatih bisa mendatangi pemain yang melakukan kesalahan. Saat memperbaiki kesalahan, penting pelatih tidak langsung lakukan direct coaching. Yaitu langsung memvonis kesalahan dan jelaskan solusi. Pelatih harus lakukan tanya-jawab untuk memandu pemain menemukan solusi (guided discovery). Ini dilakukan agar pemain senantiasa berpikir dan menganalisa. Jika pemain mampu menemukan solusinya sendiri, solusi tersebut juga akan lebih tertanam di memori otaknya. Langkah selanjutnya adalah pelatih men-demokan solusi yang telah ditemukan. Setelah demo, pelatih lakukan gladi (rehearse). Pemain diminta untuk mengulangi situasi yang sama, tetapi kini dengan cara yang benar. Latihan kembali dapat berjalan dan pelatih kembali mengobservasi latihan.

Evaluasi


Evaluasi langsung bermulai saat latihan akan ditutup. Saat pelatih akan menutup latihan, pastikan ia mengajukan beberapa pertanyaan pada pemain. Dari jawaban pemain atas pertanyaan pelatih, bisa diukur tingkat kesuksesan latihan. Jika pemain bisa menjawab dengan tepat berarti pemain memahami latihan yang diberikan.

Pertanyaan untuk pemain

“Apa yang kita pelajari hari ini?” “(topik)”.
“Apa yang harus dilakukan supaya (topik) bisa berjalan maksimal?” “(coaching points)”.
“Apakah kalian sudah melakukannya dengan baik?” “(Ya/Tidak!)”.
“Kesalahan apa yang masih sering terjadi?” “Mengapa?”

Selain pertanyaan pada pemain, pelatih juga perlu melakukan refleksi. Ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Jawaban jujur pada pertanyaan ini akan menjadi bahan evaluasi terpenting bagi pelatih. Dengan referensi evaluasi dari pemain, diri sendiri dan juga game, pelatih kemudian bisa kembali melakukan perencanaan latihan.

Pertanyaan untuk diri sendiri

“Apakah latihan dimulai tepat waktu dengan organisasi yang baik?”
“Apakah instruksi dapat diikuti pemain dengan lancar?”
“Apakah pemain gembira dan antusias dengan latihan yang diberikan?”
“Apakah topik latihan mampu diaplikasikan dengan baik dalam permainan?”

Pelatih adalah Teladan dan Panutan

Selain kompetensi inti dan penguasaan terhadap proses melatih, hal lain yang tak kalah penting adalah menjadi pelatih yang memiliki integritas. Pelatih adalah duta utama permainan sepakbola. Apa yang dilakukan pelatih di dalam dan di luar lapangan akan menjadi contoh bagi pemain, pengurus, orang tua dan masyarakat. Untuk itu pelatih harus seiya sekata dan seperbuatan. Sebelum ia menuntut suatu hal pada pemain, ia harus menuntut hal tersebut pada dirinya sendiri. Jika pelatih menginginkan pemain disiplin tepat waktu, maka pelatih harus terlebih dahulu menunjukkan kedisiplinan tepat waktu. Jika pelatih ingin pemain aktif berkomunikasi di lapangan, tentu pelatih harus juga menjadi komunikatif di luar lapangan.

Hanya dengan integritas dan sikap professional tersebut, respek pemain pada pelatihnya akan tumbuh. Pemain respek dan menghargai pelatih bukan karena hirarki atau takut. Pemain respek karena melihat pelatih sebagai panutan yang selalu memberikan yang terbaik. Memberikan yang terbaik dalam menjalani profesi pelatih adalah menjadi manusia pembelajar permainan sepakbola. Pepatah mengatakan: “jika Anda berhenti belajar, maka Anda berhenti mengajar!” Oleh karenanya, pelatih harus selalu belajar, baik secara formal, maupun informal. Belajar secara formal adalah dengan mengikuti kursus kepelatihan lisensi D, C, B, A, Pro. Apapun latar belakang Anda, kursus pelatih merupakan sesuatu yang wajib. Pengalaman sebagai mantan pemain ataupun Sarjana Olahraga akan menjadi bekal berharga, tetapi ilmu utama melatih sepakbola ada di kursus kepelatihan formal.


Sumber : 
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia (PSSI, 2017)

Subscribe to receive free email updates: