Langkah Demi Langkah Menuju 4-4-2 (Bagian I)

Langkah Pertama : Taktik Individu 1 vs 1 dan 1 vs 2

Taktik individu adalah langkah pertama menuju penerapan sistem bermain secara modern. Yang dimaksudkan dengan taktik individu adalah kemampuan seorang pemain untuk memilih keputusan yang tepat di antara beberapa pilihan. Pada dasarnya taktik adalah kenapa seorang pemain melakukan sesuatu sedang teknik adalah bagaimana seorang pemain melakukan sesuatu. Dengan demikian, taktik individu adalah tindakan dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh satu orang pemain saja. Sebagai contoh speed dribbling* adalah taktik individu. Melakukan trik guna mengecoh lawan adalah taktik individu. Bagaimana caranya melakukan trik itu sendiri adalah teknik sedang mengapa seorang pemain memilih untuk melakukan trik adalah taktik individu.  

Secara teoritis pemain yang menguasai bola memiliki 11 kemungkinan; mengumpan kepada 10 pemain lainnya* dan menggiring sendiri bola yang dikuasainya. Pemain yang berkelas akan memilih kemungkinan yang terbaik dari kemungkinan-kemungkinan yang ada tersebut. Apabila pemain memilih untuk bertindak sendiri (melakukan trik, mendribel bola dengan cepat, menendang bola keluar atau jauh ke depan dengan pertimbangan keamanan dan lain-lain) maka itulah yang disebut dengan taktik individu. Apabila pemain yang menguasai bola memilih untuk melakukan wall pass, misalnya, atau overlap pass, maka tindakan tersebut disebut taktik grup. Jadi, taktik grup adalah tindakan yang dilakukan beberapa pemain secara bersama-sama dengan tujuan tertentu . Dalam hal bertahan ada beberapa pengetahuan penting yang perlu diketahui seorang pemain agar memiliki taktik individu yang baik. Pada akhirnya pengetahuan taktik individu masing-masing pemain terutama dalam hal bertahan adalah modal dasar bermain 4-4-2 dan 4-3-3 secara tim.
*Tentu saja pada kenyataannya banyak pemainyang tidak mungkin menerima bola tanpa kehilangan bola. Pada kenyataannya mungkin hanya 4 pemain yang benar - benar siap menerima bola. 

Penjabaran Taktik Individu
Situasi 1 vs 1 - Jarak jauh di sayap dan di tengah
  • Saat menghadapi lawan yang posisinya relatif jauh, pemain bertahan hendaknya melakukan sprint ke arah pemain yang menggiring bola. Hal ini penting untuk dilakukan agar jarak antar pemain lawan dan gawang sendiri menjadi sejauh mungkin. 
  • Sesaat sebelum mendekati lawan, pemain bertahan hendaknya berhenti berlari ke depan untuk kemudian berbalik lari mundur. Hal ini dilakukan supaya pemain lawan tidak bisa dengan mudahnya berlari melewati pemain bertahan. 
  • Apabila lawan berada di daerah sayap, pemain bertahan harus menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga kemungkinan bagi lawan menggiring bola ke bagian tengah lapangan menjadi tertutup. Logikanya gampang saja: lapangan tengah adalah daerah yang jauh lebih berbahaya dikarenakan letak gawang adalah di tengah! Oleh karena itu, “giring” pemain lawan ke arah garis tepi lapangan. Gunakan garis tepi lapangan sebagai “partner” dalam menekan lawan. 
  • Apabila lawan berada di bagian tengah lapangan poin pertama dan kedua di atas tetap berlaku. Perbedaannya, apabila lawan menggiring bola di lapangan bagian tengah, pemain bertahan tidak harus “menggiring” lawan ke garis tepi lapangan. Kemungkinan itu bisa saja dilakukan tapi tidak mutlak harus dilakukan. Kemungkinan lain yang biasa dilakukan adalah "menggiring” lawan ke arah teman sehingga terjadi situasi 2 v 1. 
  • Apabila tidak ada rekan satu tim yang bisa diajak kerja sama dalam hal merebut bola dari lawan maka pemain bertahan harus menggunakan kaki lemah lawan sebagai “partner”. Maksudnya demikian “giring” lawan ke sisi kaki lemahnya agar ia kesulitan melepaskan tembakan ke arah gawang. Hal ini dilakukan dengan cara menutup sisi kuatnya agar lawan terpancing untuk menggiring bola ke sisi lemahnya. Tapi bagaimana caranya mengetahui kaki mana merupakan kaki lemah lawan? Mudah Saja, umumnya kaki yang dipakai untuk menggiring bola adalah kaki kuat lawan. Dengan demikian, kaki lemahnya adalah kaki yang tidak dipakai untuk menggiring bola!
  • Sebisa mungkin hindari melakukan pelanggaran. Terutama apabila lawan berada di dekat gawang kita. Ingat, situasi standar sering menjadi pemecah kebuntuan dalam suatu pertandingan yang sebenarnya berjalan sangat seimbang. 
Situasi 1 vs 1 - Jarak dekat di sayap dan di tengah
  • Pada saat jarak lawan dekat dengan posisi pemain bertahan, pemain harus dibiasakan untuk sebisa mungkin merebut bola sebelum bola dikuasai oleh lawan. 
  • Apabila memotong bola tidak memungkinkan, paling tidak pemain bertahan harus terbiasa untuk secara agresif menekan lawan di saat-saat penyerang menerima bola. Masa paling kritis bagi penyerang adalah saat mengontrol bola. Di sinilah kesempatan bagi pemain bertahan untuk membuat penyerang tidak tenang/gugup sehingga ia membuat kesalahan. 
  • Apabila lawan telah berhasil mengontrol bola sebisa mungkin jangan biarkan lawan berbalik hingga menghadap gawang.
  • Apabila semua hal di atas tidak berhasil dilakukan dan lawan telah berhasil menerima bola dengan baik, bahkan berhasil berbalik menghadap gawang, pemain bertahan harus menahan diri untuk tidak melakukan step in (beranjak masuk untuk mencuri bola dari kaki lawan). Hal ini berbahaya karena penyerang yang berkualitas akan dengan mudah melewati lawan yang sudah terlanjur mati langkah. Oleh karena itu, di dalam situasi seperti ini pemain harus belajar untuk sabar dan baru masuk mencuri bola apabila lawan melakukan kesalahan dalam hal mengontrol bola (bola tidak digiring dengan dekat ke kaki). Apabila ada kawan yang siap mendobel, pemain bertahan boleh lebih agresif dalam usahanya mencuri bola. Sekali lagi, karena inilah strategi saling mendobel satu dengan yang lainnya mutlak harus dikuasai pemain zaman sekarang. 
  • Apabila lawan tetap saja bisa lolos (hal ini kerap terjadi karena dalam sepak bola terkadang lawan lebih hebat walaupun kita telah melakukan yang terbaik), hindari mengejar lawan dari belakang seperti layaknya sebuah gerbong kereta api. Lakukan sprint secepatnya guna memotong pemain lawan sehingga pemain bertahan berada di antara titik tengah gawang dan letak bola. Bila ini berhasil dilakukan maka proses di atas kembali dimulai dari awal, contain (arahkan lawan ke bagian paling tidak berbahaya), dan jangan lakukan step in sampai ada kesempatan yang benar-benar bagus. 
  • Tackling hanyalah kemungkinan terakhir apabila semua kemungkinan yang ada telah terkuras habis tanpa hasil yang memuaskan. Demikian juga dengan melakukan pelanggaran sebaiknya hanya dilakukan apabila tidak ada kemungkinan lain lagi. Itu pun hanya sebatas pelanggaran sejenis tactical foul (pelanggaran yang dilakukan demi kepentingan taktis) dan bukan pelanggaran brutal. Bedanya jelas, saat melakukan tactical foul pemain tidak dalam keadaan emosi, sedang saat melakukan pelanggaran biasa pemain kerap kehilangan kendali atas emosi pribadi.
Situasi 1 v 1 - bek berada di belakang punggung penyerang (penyerang membelakangi bek)
  • Situasi ini sering sekali terjadi terutama bagi seorang bek tengah. Pertama-tama yang perlu diperhatikan seorang bek saat terjadi situasi seperti ini adalah penempatan posisi. Memang pandai menempatkan posisi begitu penting artinya dalam bermain sepak bola. Tidak percuma pemain yang relatif tua biasanya semakin mahir bermain bola karena memang semakin berpengalaman seorang pemain semakin mahir pemain tersebut dalam menempatkan posisi. 
  • Letak posisi bek saat penyerang membelakanginya idealnya adalah: (1) Menempel ketat badan penyerang tanpa melakukan kontak badan. Artinya, bek tidak menyentuh lawan apalagi melakukan pelanggaran. (2) Posisi badan bek setengah muncul ke samping badan penyerang. Artinya, bek tidak berdiri 100% di belakang penyerang melainkan hanya 50% saja. Tujuannya adalah supaya bek bisa melihat bola bahkan bila mungkin menyerobot bola sebelum bola berhasil dikuasai penyerang. (3) Munculnya badan bek seharusnya ke arah letak gawang. Sebagai contoh, apabila letak gawang berada di sebelah kiri belakang bek, maka badan bek harus muncul di sebelah kiri badan penyerang! 
  • Tujuan bek saat bertahan di situasi seperti ini adalah bila mungkin merebut bola sebelum bola dikuasai lawan. Apabila menyerobot bola tidak mungkin dilakukan maka tujuan bek berikutnya adalah tidak membiarkan lawan berputar dan menghadap gawang. Sekali lagi, hindari melakukan pelanggaran karena tendangan bebas sering kali berbuah gol!
Situasi 1 vs 2 - satu pemain bertahan melawan dua penyerang
  • Walaupun situasi 1 v 2 tidak diinginkan terjadi karena tentu saja tidak menguntungkan dan sangat berbahaya, tetap saja sering kali seorang pemain bertahan harus meredam dua pemain menyerang sekaligus. Paling tidak untuk sementara waktu sampai pemain bertahan lain datang membantu. Oleh karena itu, prinsip utama saat terjadi situasi 1 vs 2 (demikian juga saat terjadi situasi-situasi lain di mana pemain lawan jumlahnya lebih banyak daripada pemain bertahan seperti misalnya 2 v 3 atau 3 v 5) adalah mengulur waktu. Dengan demikian, pemain bertahan lain diberi waktu untuk dating membantu. Merebut bola di saat-saat kurang menguntungkan seperti ini tidak menjadi prioritas. Ulur waktu sampai teman datang membantu, baru setelah itu merebut bola menjadi prioritas kembali. Lain halnya saat jumlah pemain bertahan melebihi jumlah pemain menyerang; di situasi seperti itu tentu saja merebut bola menjadi tujuan utama sehingga sikap pemain bertahan seharusnya agresif dan ngotot untuk merebut bola. 
  • Situasi 1 v 2 harus rajin dipelajari serta dilatih karena situasi 1 v 2 adalah landasan ilmu yang penting dan bisa dipakai untuk situasi kalah jumlah secara umum. Dengan kata lain, pengetahuan tentang bagaimana seorang pemain harus bertindak saat terjadi situasi 1 v 2 adalah pengetahuan dasar yang juga dibutuhkan saat terjadi situasi kalah jumlah yang lain seperti 1 v 3 , 2 v 3 ,3 v 5, dan lain-lain. 
  • Untuk penempatan posisi yang ideal saat terjadi situasi 1 v 2 perhatikan gambar berikut ini: 
    Keterangan: Posisi bek harus sedemikian rupa sehingga umpan 1 adalah kemungkinan yang dipilih oleh lawan yang menguasai bola. Umpan 1 tidak berbahaya bahkan menguntungkan bek karena memberi waktu pada bek lain untuk turun membantu. Umpan 2 harus ditutup bek sehingga lawan tidak bisa melepaskan umpan yang sangat berbahaya ini! Umpan 3 adalah tanggung jawab kiper. Apabila umpan ini dipilih lawan, kipper harus sigap untuk memotong bola. Untuk itu posisi kiper harus tepat serta keluar dari sarangnya. Kiper harus ikut bermain! Apabila lawan memutuskan untuk melakukan speed dribbling maka bek harus ikut berlari mundur sambil berusaha ‘menggiring‘ lawan ke samping (tepi lapangan). Dari situasi 1 v 2 kini terjadi 1 v 1! Kini bek tinggal berusaha merebut bola saat bola digiring jauh dari kaki lawan dengan cara menyelipkan badannya di antara pemain lawan dan bola.

Contoh Latihan
Untuk contoh-contoh latihan sederhana guna melatih prinsip-prinsip taktik dan teknik individu saat bertahan, perhatikan gambar-gambar di bawah ini berikut keterangan singkatnya :
Latihan 1
Keterangan:
  • Latihan A adalah untuk jarak dekat, B untuk bertahan jarak jauh dan C untuk bertahan di belakang punggung penyerang. Biarkan pemain bergiliran menempati posisi A, B, lalu C. Hanya saja, berikan porsi yang lebih sesuai posisi masing-masing pemain. Artinya, biarkan bek sayap lebih banyak berlatih di posisi A dan B sedang bek tengah lebih banyak berlatih di posisi C. Demikian juga untuk penyerang, biarkan pemain sayap lebih banyak menempati posisi A dan B sedang penyerang tengah lebih banyak menempati posisi C. Logikanya simple; biarkan pemain berlatih sebanyak mungkin sesuai situasi yang sering terjadi saat bertanding!
  • Untuk latihan A dan C diperlukan orang ketiga yang bertugas mengumpan bola kepada penyerang. Di posisi A, bek dilatih untuk menekan lawan sejak saat bola dalam perjalanan menuju penyerang. Di posisi C, bek dilatih untuk berdiri dengan tepat serta melakukan prinsip-prinsip yang sudah dijabarkan di atas.
  • Di belakang pemain menyerang baik di posisi A, B , maupun C, ditempatkan gawang kecil dari cones. Bila bek berhasil merebut bola, mereka diinstruksikan untuk mendribel bola melalui gawang kecil tersebut. Sebagai variasi, setelah beberapa menit, instruksikan bek untuk mengumpan bola secara mendatar ke dalam gawang kecil apabila mereka berhasil merebut bola dari kaki penyerang.
Latihan 2


Keterangan:
  • Untuk latihan 1 v 2, pada awalnya lakukan latihan A. Latihan ini dimaksudkan guna melatih penempatan posisi yang ideal. Lakukan koreksi apabila penempatan posisi pemain salah. Jangan bosan mengoreksi karena ini adalah dasar ilmu pertahanan.
  • Beberapa menit kemudian lakukan latihan B. Pada latihan B, bek mendapat bantuan setelah beberapa detik (tiga detik misalnya). Artinya setelah tiga detik, dua pemain bertahan datang membantu sehingga terjadi situasi yang menguntungkan; 3 v 2. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih pemain mengulur waktu. Sebaliknya, bagi penyerang, latihan ini melatih pemain untuk cepat melakukan penyelesaian ke arah gawang. Perlu diingat, apabila tujuan Anda adalah melatih pertahanan, maka berkonsentrasilah pada pemain bertahan. Pemain menyerang cukup diberikan instruksi singkat di awal latihan. Selebihnya, berikan instruksi khusus kepada pemain-pemain bertahan saja!


Sumber : Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo Scheunemann, PSSI, 2012)

Subscribe to receive free email updates: