Langkah Demi Langkah Menuju 4-4-2 (Bagian II)

Prinsip dasar saat mendobel lawan:
  • Satu pemain bertugas merebut bola sedang pemain lainnya berfungsi sebagai pelapis. Dengan kata lain, kedua pemain bertahan tidak merebut bola secara bersama-sama. Ada pembagian tugas yang jelas; satu menekan bola dengan agresif sedangkan pemain lainnya berjaga-jaga di dekatnya kalau-kalau pemain lawan berhasil lepas dari kawalan pemain bertahan pertama. 
  • Saat tidak ada permain pelapis (1 v 1) tugas bek adalah menggiring penyerang ke garis samping lapangan atau ke arah posisi teman. Begitu pemain pelapis memberikan instruksi “rebut” tanda dia telah siap untuk melapis, bek pertama bisa mulai mencurahkan tenaganya untuk merebut bola. Karena ada pemain pelapis, bek pertama bisa benar - benar agresif atau ngotot dalam usahanya merebut bola. Apabila usahanya gagal dia tahu bahwa masih ada pemain pelapis yang bisa meredam pemain lawan tadi. Kuncinya, pemain pelapis harus memberikan instruksi! 
  • Jangan lakukan pelanggaran! Situasi 2 v 1 atau bahkan lebih (3 v 1) begitu menguntungkan bek. Pelanggaran akan memberikan waktu dan tempat kepada penyerang yang sebelumnya tidak dimilikinya! 
  • Pemain pelapis selalu menempatkan posisinya di antara bola dan titik tengah gawang (invisible line ) dengan pertimbangan keamanan.

Contoh latihan mendobel lawan


Keterangan: Bola dikuasai pemain. Dua pemain dilatih mendobel lawan, merebut bola dari lawan lalu dengan cepat melakukan penyelesaian. Setelah beberapa waktu gantilah peran kedua tim. Kini menyerang. Biasakan selalu menciptakan situasi kompetisi atau bersaing saat latihan. Tim yang kalah harus membereskan peralatan latihan, misalnya, atau dihukum push up. Sekali lagi, berikan instruksi hanya pada tim bertahan. Sebagai variasi, biarkan pemain pelapis dating sedikit terlambat. Dengan demikian bek sekaligus dilatih 1 v 1 sedangkan pemain pelapis dilatih untuk memberikan instruksi “rebut” saat ia telah siap melapis!

Langkah Ketiga : Taktik Grup II (2 vs 3)

Saat melatih 2 v 3 perhatikan beberapa coaching points di bawah ini:
Pemain bertahan harus selalu saling melapis (saling mengamankan). Dengan kata lain, hindari bertahan secara sendiri - sendiri. Bertahanlah secara bersama - sama sebagai grup. Untuk jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:

Keterangan: Terlihat jelas bahwa pemain A bergeser sesuai letak bola sedang pemain B melapis/ mengamankan pemain A. Prinsip mengamankan rekannya ini juga berlaku bagi kiper. Kiper hendaknya keluar dari sarangnya guna memotong umpan-umpan terobosan.
  • Pemain bertahan yang melapis/mengamankan (pemain B) bertugas menutup umpanumpan ke jantung pertahanan. Dengan demikian pemain lawan ´diundang‘ untuk melakukan umpan menyamping. Umpan semacam ini menguntungkan karena member waktu pada pemain bertahan lain untuk datang membantu. 
  • Untuk memberi waktu kepada pemain bertahan lain untuk datang membantu, pemain A dan B harus sedikit demi sedikit mundur ke belakang. Kecepatan mundurnya pemain bek bergantung pada kecepatan majunya penyerang lawan. Sering terjadi kesalahan dalam hal ini; bek tidak bergerak mundur atau kurang cepat dalam bergerak mundur sehingga lawan bisa menyelip/melewati bek dengan mudah. Sebaliknya, terlalu cepat mundur juga berbahaya karena akan memberikan ruang tembak bagi penyerang. 
  • Saat bola berada di bagian tengah lapangan letak posisi kedua bek adalah seperti terlihat pada dgambar berikut:


Keterangan: Pemain A menutup sisi kuat pemain yang menguasai bola. Artinya, sesuai contoh diagram, pemain A menempatkan dirinya di sebelah kanan penyerang karena kaki kanan adalah sisi kuat penyerang tersebut. Umumnya kaki yang digunakan untuk menggiring bola adalah kaki atau sisi kuat pemain tersebut. Perlu diingat, pemain A tidak berusaha merebut bola, melainkan hanya mencoba mengulur waktu dengan cara turun ke belakang secara bertahap ( sesua i kecepa tan l awan) dan mengundang´ lawan untuk melakukan umpan ke arah samping.
  • Apabila penyerang melakukan overlap run, perhatikan diagram di bawah ini:


Keterangan: Penyerang B yang melakukan overlap run diikuti pergerakannya oleh bek yang berposisi menjorok ke depan (dalam hal ini pemain D). Pemain D bergerak diagonal ke belakang agar mampu mengamankan umpan terobosan yang berbahaya. Pemain E ikut bergerak ke belakang-samping guna mengamankan daerah tengah pertahanan. Dengan demikian penyerang A tidak bias menerobos ke arah gawang melainkan ´diundang´ untuk memberikan umpan kepada C. Umpan kepada C (menyamping) tidak berbahaya dan mengulur waktu sehingga pemain bertahan lain ada waktu untuk dating membantu. Umpan ke C (ke daerah) harus diantisipasi kiper dengan cara menempatkan diri dengan benar.

Contoh Latihan 2 vs 3

Latihan 1 

Keterangan: Tim putih di bagian bawah diagram dituntut mencetak gol dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Tim merah berusaha merebut bola untuk kemudian diumpankan pada tiga rekannya di garis tengah lapangan. Kini tim merah bermain 3 v 2 melawan tim putih di bagian atas diagram. Begitu seterusnya. Setelah beberapa menit biarkan pemain beristirahat secara aktif (jogging santai atau menjogling bola bertiga). Peraturan off side tentu saja berlaku seperti biasa. 

Latihan 2
Keterangan: Tim putih menguasai bola dan dituntut untuk secepat mungkin melakukan penyelesaian akhir. Tim merah awalnya bermain 2 v 3, akan tetapi beberapa detik kemudian ada tambahan dua pemain bertahan sehingga terjadi situasi 4 v 3. Pemain bertahan C dan D yang ditempatkan 5-10 meter di belakang penyerang diperbolehkan turun membantu begitu bola bergulir.



Sumber : Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo Scheunemann, PSSI, 2012)

Subscribe to receive free email updates: