Taktik Tim II (11 vs 11)
Menentukan
formasi bermain
Menentukan
taktik tim dimulai dengan ditetapkannya sebuah formasi bermain. Masing-masing
formasi dan cara bermain sepak bola mempunyai kelemahan dan kelebihannya
masing-masing. Formasi 4-4-2 dan 4-4-3 tidak luput dari kelemahan. Sebaliknya,
formasi 3-5-2 tidak melulu jelek; banyak kelebihan formasi 3-5-2. Yang menentukan
adalah adanya organisasi yang baik, bukan formasi! Untuk kepentingan standarisasi
telah ditentukan penggunaan formasi 4-4-3 hingga umur 15 tahun.
Landasan
organisasi yang baik adalah bergeraknya pemain secara bersama-sama. Artinya,
semua pemain berusaha untuk melakukan hal yang sama! Oleh karena itu,
instruksi seorang pelatih sangat menentukan. Tanpa adanya seorang pelatih yang
memegang kendali, permainan akan kacau-balau karena masing-masing pemain
melakukan apa yang ia anggap baik dan benar. Ada begitu banyak pandangan
tentang sepak bola, karena itu harus ada instruksi-instruksi yang jelas kepada
pemain tentang bagaimana tim akan bermain.
Pemain yang membangkang (melakukan
apa yang ia sendiri anggap benar) atau tidak mampu melakukan instruksi (karena skill
yang kurang mumpuni , kurang pengertian akan taktik atau buruknya kondisi)
tentu saja harus dibangkucadangkan. Instruksi pelatih yang pertama adalah
menetapkan formasi bermain. Selanjutnya pelatih menginstruksikan di mana
lawan akan mulai ditekan dan bagaimana.
a.
Forechecking:
Kelebihan:
- Dekat gawang lawan, sehingga apabila bola berhasil dicuri, jarak antara bola dan gawang lawan relatif dekat!
- Lawan langsung ditekan sehingga tidak memiliki waktu, tempat dan ketenangan yang dibutuhkan dalam mengatur serangan. Karena merasa tertekan, lawan sering terpaksa melepaskan umpan-umpan jauh yang sangat mudah untuk dimentahkan.
- Tim yang lemah akan semakin lemah (tidak berkembang permainannya) sedang tim yang hebat penguasaan bolanya akan diredam kemampuannya.
- Bila ada pemain belakang lawan yang lemah, kelemahan tersebut bisa digunakan untuk merebut bola. Caranya pemain tim lawan dipancing untuk memberikan umpan kepada pemain lemah tersebut untuk kemudian ditekan secara agresif.
Kelemahan:
- Umpan jauh ke belakang barisan pertahanan sendiri sangat berbahaya.
- Sangat menguras tenaga dan konsentrasi.
- Bila sedikit saja pemain kehilangan keawasannya akan tercipta celah-celah yang berbahaya.
"Untuk usia
12 - 15 tahun diajarkan 4-3-3. Di atas 15 tahun pemain boleh diajarkan 4-4-2
atau formasi lain asal prinsip-prinsip sepakbola modern diterapkan"
b. Fall
back
Kelebihan:
- Sebuah strategi yang menjanjikan apabila lawan jelas menang kelas.
- Posisi pemain sangat compact sehingga sulit ditembus lawan.
- Tidak begitu menguras tenaga karena pemain sebatas berreaksi terhadap lawan tanpa harus mengejar bola atau menekan lawan. Oleh karena itu, sistem ini tepat untuk digunakan di saat-saat kondisi pemain telah terkuras.
- Strategi yang baik guna mempertahankan kemenangan di akhir pertandingan.
- Terkadang organisasi pemain kurang baik. Dengan menerapkan strategi fall back pemain memeroleh waktu untuk kembali berkonsentrasi atas tugas dan posisinya masing-masing.
Kelemahan:
- Cara bermain seperti ini membosankan penonton apabila diterapkan sepanjang pertandingan.
- Secara taktis, sistem menekan ini termasuk sistem yang negatif karena cenderung menunggu lawan tanpa memberikan tekanan kepada lawan.
- Strategi yang sangat menyulitkan bagi striker tim itu sendiri, karena serangan yang dilakukan hanya sebatas serangan balik.
- Jarak antara bola (saat berhasil merebut bola) dan gawang lawan sangat jauh.
- Kalau ada yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, situasi yang tercipta sangat berbahaya karena jarak antara bola dan gawang sendiri sangat dekat.
Kesimpulan:
Karena
menguras tenaga, taktik forechecking hendaknya hanya diterapkan untuk
sementara waktu (tidak 90 menit) dan di saat-saat tertentu (saat tendangan
penjuru, di awal babak ke satu dan dua, saat teringgal atau saat lawan terkena
kartu merah) saja. Sedang taktik fall back juga hanya bisa diterapkan di
saat-saat tertentu (di akhir pertandingan saat mengamankan keunggulan, atau
saat bermain dengan 10 atau 9 pemain saja) karena mengandung risiko yang
termasuk tinggi. Dengan demikian, taktik midfield pressing paling
cocok untuk digunakan di saat-saat normal dan untuk jangka waktu lama. Bisa
dikatakan midfield pressing adalah jalan tengah atau hasil kompromi
kedua system menekan yang lain.
Sebagai
contoh, midfield pressing cukup menguras tenaga, tapi tidak sebanyak forechecking.
Oleh karena itu, kebanyakan tim dunia saat ini mengutamakan sistem midfield
pressing. Sistem ini diutamakan, tapi bukan berarti sistem-sistem
lainnya dikesampingkan. Idealnya sebuah tim mampu menerapkan semua sistem
menekan. FC Barcelona, contohnya, menerapkan semua sistem menekan dalam satu
pertandingan; terkadang 10 menit mereka melakukan forechecking,
kemudian 30 menit midfield pressing yang diselingi dengan dua kali lima
menit fall back guna menghemat tenaga, lalu forechecking lagi di
akhir babak. Jumlah menit dipakainya masing-masing sistem menekan tentu saja
berbeda di setiap pertandingan sesuai dengan situasi pertandingan tersebut,
tapi biasanya ketiga system terpakai dalam sebuah pertandingan!
Bagaimana
menekan lawan?
Umumnya
pelatih tim-tim dunia menginstruksikan pemainnya untuk menggiring pemain lawan
yang menguasai bola ke arah pinggir lapangan. Logikanya gampang saja: daerah
samping lapangan relatif tidak berbahaya (letak gawang adalah di tengah!).
Selain itu garis tepi lapangan bisa digunakan sebagai “teman” atau partner guna
mendobel lawan. Tapi akan banyak juga pelatih yang menginstruksikan pemainnya
untuk menggiring lawan ke bagian tengah lapangan. Pertimbangannya di bagian
tengah lapangan lebih mudah tercipta situasi 2 v 1, bahkan 3 v 1. Menurut
pengamatan saya, banyak juga pelatih di Eropa menginstruksikan pemainnya untuk
menggiring ke bagian tengah lapangan kecuali di bagian sepertiga lapangan
bagian pertahanan. Di sini faktor keamanan diutamakan sehingga pemain
diinstruksikan untuk menggiring pemain ke arah garis tepi lapangan. Setelah
pelatih menentukan serta menerangkan taktik-taktik pilihannya kepada pemain,
maka langkah berikutya adalah membiasakan pemain berlari secara bersama-sama ke
arah bola tanpa kehilangan posisi yang compact. Untuk latihan bergeser
ke arah bola lakukan latihan-latihan di bawah ini :
Latihan 1
Keterangan:
Pelatih
menginstruksikan arah pergeseran. Awalnya cukup instruksikan pemain untuk
bergeser ke samping, ke depan, dan diagonal secara garis lurus. Setelah
beberapa waktu, instruksikan pemain untuk menempati posisi mendetail masing-masing
secara tepat termasuk memperhitungkan ke mana lawan hendak digiring. Terbentuknya
dua baris menyerupai pisang bias digunakan sebagai pedoman saat mengoreksi
posisi pemain. (Latihan ini bisa juga digunakan untuk berlatih kondisi. Dengan
demikian latihan kondisi dan taktik digabung menjadi satu!).
Latihan 2
Keterangan:
Tim
putih hanya mengumpankan bola dari kaki ke kaki tanpa langsung berusaha
mencetak gol. Tim merah bergeser sesuai letak bola dan melakukan
semua prinsip yang telah dijabarkan sebelumnya. Baru setelah bebarapa
waktu biarkan putih dan merah bermain lepas dengan instruksi kepada
tim putih untuk bertahan sesuai gambar saat kehilangan bola.
Untuk
latihan mengganggu lawan saat membangun serangan serta berlatih menggiring
lawan, lakukan latihan 9 v 8 ini :
Latihan 3
Keterangan:
Kiper
merah memulai permainan dengan mengumpankan bola ke bek
tengah (sesuai gambar). Tim putih bertugas mengganggu tim
saat membangun serangan. Perhatikan arah pergeseran dan penempatan
posisi pemain-pemain tim putih dan lakukan penyesuaian /
pembenaran bila perlu. Sebagai variasi awal, biarkan tim
merah mengumpankan bola dari kaki ke kaki terlebih dahulu tanpa berusaha mencetak
gol ke salah satu gawang dari cones. Baru kemudian permainan
sesungguhnya dimulai.
Sumber : Kurikulum Dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo Scheunemann, PSSI, 2012)