Langkah Demi Langkah Menuju 4-4-2 (Bagian III)

Langkah Ke Empat : Taktik Grup III - Bertahan Berempat (4 vs 4)

Langkah berikutnya adalah membiasakan pemain bekerja sama sebagai sebuah rantai yang terdiri dari empat mata rantai. Beberapa coaching point penting saat melatih bertahan secara rantai dengan empat pemain adalah sebagai berikut:
  • Arah lari bek tidak boleh saling menyilang. Penjagaan pemain lawan harus diserahkan kepada bek yang berdiri lebih dekat dengan posisi baru penyerang. Ini adalah perbedaan utama antara sistem 4-4-2 atau 4-3-3 modern bila dibandingkan dengan cara bermain man to man marking. 
  • Ke empat bek harus bergerak secara bersama-sama ke arah letak bola tanpa merenggangkan jarak antar pemain (kira-kira sepuluh meter) sehingga terjadi situasi menang jumlah di sisi lapangan tempat bola berada (lihat gambar).
  • Saling memberikan instruksi mutlak harus dilakukan semua pemain! 
  • Sebagai pedoman, rangkaian posisi pemain seharusnya menyerupai sebuah pisang! (Lihat gambar). 
  • Apabila bola berada di bagian tengah lapangan salah satu pemain (sesuai gambar pemain B) maju ke depan guna merebut bola. Ketiga bek yang lain bergerak lebih jauh ke dalam sehingga pertahanan tetap compact (lihat diagram). Penting: ketiga pemain bertahan harus menjaga lini sehingga peraturan off side bias dipergunakan (sesuai contoh diagram, pemain A, C dan D harus membentuk garis lurus).

Untuk lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini :

Keterangan : 
  • Pada gambar 1, pemain A menggiring penyerang lawan ke arah luar. Pemain B bertindak sebagai pemain pelapis, sedang pemain C dan D ikut bergeser ke arah bola tanpa kehilangan keketatan antar mata rantai. Pemain A, B, C dan D membentuk sebuah pisang. 
  • Pada gambar 2, pemain B maju ke arah pemain yang menguasai bola karena letak pemain tersebut paling dekat dengan pemain B. Terbentuk sebuah segi tiga antara pemain A, B dan C. Pemain A dan D bergeser ke tengah sehingga keketatan antar mata rantai menjadi lebih ketat lagi. 
Contoh latihan untuk 4 vs 4

Latihan 1

Keterangan : Pemain putih menyerang diinstruksikan untuk mengumpankan bola dari kaki ke kaki. Keempat bek dilatih untuk bergeser ke kiri dan ke kanan membentuk pisang dan sesekali membentuk segi tiga di bagian tengah lapangan. Setelah beberapa waktu, instruksikan penyerang untuk benar -benar berusaha mencetak gol. “Bekukan” latihan di saat yang tepat guna mengoreksi arah lari dan penempatan posisi pemain bertahan.

Latihan 2

Keterangan : Sama seperti latihan 1, hanya saja kini tempatkan seorang pemain lawan sebagai penyerang tengah (9). Barisan bek harus membiasakan menyerahkan tanggung jawab atas penyerang tengah (9) dengan saling memberikan instruksi. Di saat yang sama barisan pertahanan tetap harus bergeser ke arah letak bola. Apabila sesuai gambar penyerang 9 dijaga oleh 4, pemain 5 bertugas menjaga gelandang serang 10 apabila 10 mendribel bola ke arah gawang. Selang beberapa waktu biarkan penyerang betul-betul berusaha mencetak gol. Barisan pertahanan berusaha merebut bola lalu mendribel atau mengumpan bola ke salah satu dari kedua gawang kecil dari cones yang tersedia. Penting: Latihan ini menuntut dipraktikkannya semua prinsip yang telah dibicarakan sejauh ini! Oleh karena itu, pelatih harus jeli dalam melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Langkah ke lima : Taktik tim I - Empat pemain bertahan ditambah dua gelandang bertahan (6 vs 5 atau 6 vs 6)


Setelah latihan taktik individu dan latihan taktik grup dilakukan secara saksama, langkah metodis berikutnya adalah berlatih taktik bertahan secara tim. Cara pengajaran taktik tim itu sendiri bisa dilakukan dalam beberapa jenjang. Dua jenjang utama akan dibahas di sini. Jenjang berlatih taktik bertahan secara tim pertama adalah membiasakan barisan pertahanan bekerja sama dengan kedua gelandang tengah (pemain 6 dan 10).

Dengan bergabungnya dua gelandang tengah, fokus latihan kini diarahkan pada keketatan posisi antar pemain di dalam lini dan keketatan posisi pemain antarlini. Ke empat pemain bek harus selalu berdiri dengan compact! Dengan kata lain, jarak antar barisan bek dan barisan gelandang bertahan harus selalu ketat. Tujuannya tentu saja adalah menyulitkan lawan menemui celah-celah yang bisa digunakan untuk melakukan kombinasi permainan. Selain itu, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, dengan adanya penempatan posisi yang compact pemain bertahan akan bisa menciptakan situasi menang jumlah di daerah letak bola (flooding the ball).

Saat melatih taktik secara tim, selalu tekankan pentingnya komunikasi antar pemain. Bila pemain tidak saling memberikan instruksi, pemain lawan tidak bisa terjaga dengan baik dikarenakan perpindahan tanggung jawab pengawalan tidak berlangsung dengan baik. Biasakan pemain menyerukan instruksi-instruksi seperti "jaga dia” , "jaga nomor 11", "punyaku”, "ikuti dia” atau "biarkan dia”. Saling memberikan instruksi (bahkan bias dikatakan saling melatih) begitu penting artinya dalam sepak bola modern karena pengawalan lawan tidak lagi melulu berlangsung secara man to man.


Perhatikan posisi ideal pemain - pemain bertahan saat bola berada di sayap sesuai gambar dibawah ini : 

Keterangan: Pemain 2 dan 6 mendobel ( 2 v 1) pemain sayap kiri lawan (8). Bek tengah (4) meninggalkan striker lawan 11 untuk bersiap membantu mengawal sisi kanan pertahanan (daerah bergaris). Tugas pemain 4 dilimpahkan kepada bek tengah 5. Striker 9 yang tadinya dijaga bek tengah 5 kini dikawal oleh bek sayap kiri 3. Pemain 3 sekaligus bertugas mengawasi pergerakan gelandang sayap kanan lawan (7). Bila bola sampai pada 7, pemain bek sayap 3 bergeser menjaga 7. Pemain 4 kembali bergeser menjaga 11 dan pemain 5 kembali menjaga 9. Gelandang bertahan 6 dan 10 tentu saja ikut bergeser; kini gelandang bertahan 10 yang ganti membantu bek sayap 3. Perhatikan juga bahwa penempatan posisi pemain 5 sesuai gambar adalah di belakang pemain 11 (sisi gawang!). Bandingkan dengan diagram selanjutnya di mana pemain 5 harus lebih muncul.

Perhatikan posisi ideal pemain bertahan saat bola sedang ditengah sesuai gambar-gambar berikut ini :
Keterangan : Pemain gelandang 6 dan 10 mendobel lawan di tengah. Posisi pemain 4 dan 5 harus sedikit muncul dari belakang striker lawan 9 dan 11. Ini penting guna: (1) bisa melihat bola, (2) bila ada kesempatan bisa merebut bola sebelum bola dikuasai striker lawan, dan (3) menjaga daerah yang paling berbahaya yakni jantung pertahanan (daerah bergaris).


Keterangan: Apabila salah satu striker lawan (misalnya pemain 11) dating membantu pemain yang menguasai bola, maka bek tengah 4 harus mengikuti pergerakan striker lawan 11! Di saat yang sama pemain 2 dan 5 bergerak masuk sehingga terbentuk segitiga (2, 4 dan 5). Pemain 3 juga ikut masuk mengawal striker lawan 9 sekaligus mengawasi pergerakan sayap kanan lawan (7).

Keterangan: Apabila gelandang lawan (10) tidak didobel dengan baik oleh pemain 6 dan 10 (karena kurangnya agresivitas atau tidak cukup waktu untuk datang mengahampiri pemain lawan 10), maka situasi yang kerap terjadi adalah sesuai diagram di atas. Bola diumpankan kepada striker 9. Bila ini terjadi bek tengah 5 harus ikut maju mengikuti pergerakan striker lawan 9 sehingga pengawalan tetap ketat. Pemain 3 dan 4 seperti biasa bergeser masuk sehingga terjadi segitiga (4, 5 dan 3). Pemain 6 dan 10 harus terus ikut bermain dengan cara mendobel ke belakang. Dengan demikian, striker lawan 9 ditekan oleh 3 pemain (6, 10 dan 5)! Penting: Situasi boleh berbeda, tapi prinsip-prinsip seperti bergerak secara bersama-sama ke arah bola, penempatan posisi yang compact, saling memberikan instruksi saat menyerahkan tanggung jawab pengawalan pemain lawan, pembentukan segitiga seperti yang diilustrasikan di atas, serta mendobel pemain yang menguasai bola, selalu sama.



Sumber : Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo Scheunemann, PSSI, 2012)

Subscribe to receive free email updates: