Gabriel Batistuta, Simbol Bomber Mematikan Era 90-an

Batigol ! begitulah ia dijuluki oleh para pecinta sepakbola dunia. Pria kelahiran Santa Fe, Argentina 1 Februari 1969 itu dikenal sebagai sosok pekerja keras, kuat, cepat, memiliki penyelesaian akhir yang sangat berkelas dan tidak bertele - tele, dengan selebrasi senapan mesinnya yang sangat ikonik pada saat itu. Batistuta dianggap sebagai salah satu striker lengkap, produktif dan ditakuti pada masanya. 


Pria yang bernama lengkap Gabriel Omar Batistuta itu memang memiliki insting yang bagus dalam hal mencetak gol. Tendangan - tendangan keras melesat cepat ke gawang lawan sering lahir dari kakinya. Batistuta adalah tipe striker yang tidak bertele - tele, ia bukan tipe pemain yang banyak mengolah bola, melewati lawan dengan gocekan yang ciamik plus menghibur.

Batistuta adalah mesin pembunuh, menerima bola, menggiring sesaat, mencari ruang tembak, lalu melepaskan tendangan keras, bahkan ia seringkali melakukan tembakan tanpa banyak mengontrol bola. Batistuta adalah gambaran striker ideal yang pasti selalu menjadi bidikan klub - klub besar eropa, namun dengan loyalitas yang sangat tinggi Batistuta sempat lekat dengan satu nama, Fiorentina.

Batistuta mampu mengangkat Fiorentina bersaing dengan klub - klub besar Serie A Italia pada saat itu, dan membawa Fiorentina kedalam jajaran Seven Magnificent yang memiliki arti Tujuh yang terkuat bersama, Inter, Milan, Juventus, Roma, Lazio dan Parma.


Sebelum berlabuh ke Fiorentina Batistuta muda pernah memperkuat Newell's Old Boys, River Plate hingga Boca Juniors, pengalaman nya yang terbilang tinggi waktu itu saat masih berusia 22 tahun. Datang ke Fiorentina di saat klub itu dirundung kecewa karena musim sebelumnya mereka kehilangan ikon klub Roberto Baggio yang hijrah ke Juventus, dan kehadiran Batistuta di Artemio Franchi semusim setelahnya mampu mengobati kekecewaan Fiorentina secara perlahan.

Pada musim 1992/1993 Fiorentina terdegradasi ke Serie B namun Batistuta tetap memilih bertahan di klub yang bermarkas di Firenze, Italia ini. Padahal dengan kapasitas memumpuni yang dimiliki nya sebagai seorang striker, bukanlah hal yang sulit bagi Batigol untuk pindah agar tetap bermain pada kompetisi teratas. Karena loyalitas itulah Batistuta mendapat penghargaan berupa pendirian patungnya di Artemio Franchi.


Waktu terus berlalu, sepakbola memang sulit ditebak, setelah sembilan musim berseragam La Viola, Batistuta akhirnya tergoda untuk hengkang ke AS Roma. Batistuta ingin merasakan gelar juara Serie A, sesuatu yang tidak pernah didapatnya dalam hampir satu dekade perjalanannya di Italia. Saat berseragam AS Roma, Batistuta akhirnya menjadi tokoh kunci keberhasilan AS Roma dalam merengkuh scudetto pada musim 2000/01. Kolaborasi Batistuta dan Francesco Totti akhirnya mampu meruntuhkan kehebatan rival - rival lain di Serie A.

senapan mesin, selebrasi khasnya usai mencetak gol

Di timnas Argentina, Batistuta lahir dalam era emas Argentina. Ia masih punya kesempatan bermain bersama Diego Armando Maradonna dan meraih gelar juara Copa America 1991 dan 1993. Argentina era Batistuta selalu menjadi unggulan juara dalam gelaran Piala Dunia, karena Batistuta dikelilingi pemain - pemain hebat lainnya seperti Ariel Ortega, Diego Simeone, Nestor Sensini, Hernan Crespo, Claudio Lopez, Jazvier Zanetti hingga Juan Sebastian Veron. Namun Batistuta tak pernah mampu membawa Argentina menjuarai Piala Dunia.

Dibalik kekurangan yang ada, Batistuta adalah legenda Argentina, Fiorentina dan juga AS Roma. Ia adalah simbol bomber mematikan era 90-an. Forza Batigol!

Subscribe to receive free email updates: