Kecepatan (speed) juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik yang lainnya dalam waktu yang sesingkat-sinkatnya. Hal senada dikemukakan oleh Bompa & Haff dalam menyatakan bahwa kecepatan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu jarak tertentu dengan cepat. Kecepatan berkaitan dengan waktu, frekuensi gerak, dan jarak perpindahan. Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur kondisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Begitupun dalam sepakbola, pemain sepakbola akan bisa melewati lawannya dalam mengejar atau menguasai bola jika ia memiliki kecepatan. Secara garis besar kecepatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
Kecepatan Reaksi
Secara umum kecepatan reaksi diartikan sebagai kemampuan untuk menjawab rangsangan atau stimulus dengan cepat. Jonathan & Krempel mengatakan bahwa kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangan baik secara akustik, optik, maupun taktil dengan cepat. Rangsangan akustik adalah rangsangan yang diterima dari indra pendengaran melalui bunyi/suara seperti bunyi pistol, pluit, sorakan, dan suara lain sejenisnya. Rangsangan optik yaitu rangsangan yang diterima oleh indra penglihatan seperti gerak suatu benda, cahaya, dan sejenisnya. Sementara rangsangan taktil adalah rangsangan yang duterima melalui indra peraba seperti kulit. Melalui rangsangan-rangsangan yang diterima tersebut terjadi respon atau reaksi. Reaksi yang dihitung dari rangsangan atau stimulus diterima sampai terjadi aksi/gerakan pertama. Lama proses itulah yang disebut waktu reaksi (kecepatan reaksi). Kecepatan reaksi dibagi menjadi dua bentuk yaitu:
- Kecepatan reaksi sederhana. Yaitu dimana konsentrasi untuk menerima rangsangan terfokus pada suatu kemungkinan pada suatu rangsangan.
- Kecepatan reaksi kompleks Yaitu dimana konsentrasi untuk menerima beberapa rangsangan. Reaksi yang akan dilakukan sesuai dengan rangsangan yang datang. Misalnya bagaimana seorang atlet berkonsentrasi dan siap beraksi saat menunggu bola yang arahnya tidak dapat dipastikan. Kondisi ini banyak terjadi pada cabang-cabang olahraga salah satunya yaitu cabang olahraga sepakbola. Dengan demikian, pada kecepatan reaksi kompleks atlet dituntut untuk mampu memilih dan membuat keputusan dengan cepat.
Kecepatan aksi diartikan kemampuan gerak tubuh secara berpindah-pindah dalam waktu sesingkat-singkatnya. Letzelter menjelaskan bahwa kecepatan aksi adalah kemampuan tubuh melalui system persarafan, dan alat gerak otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal. Kemampuan gerak tubuh, bisa berarti gerak tubuh secara keseluruhan, dan bisa juga gerak tubuh secara perbagian. Kecepatan gerak tubuh secara keseluruhan adalah berupa kemampuan tubuh berpindah dari satu titik ke titik yang lain (seperti berlari). Kecepatan gerak bagian bagian tubuh bisa berupa kecepatan gerak tangan, gerak kaki, dan lain sebagainya. Dalam olahraga kecepatan reaksi terlihat pada saat menghindar, memukul, menendang, dan lain sebagainya.
Ciri – ciri umum latihan kecepatan
- Harus ada bentuk latihan cyclic dan acylic.
- Selalu mengejar waktu yang paling pendek (cepat).
- Pengukuran waktu mulai dari peregangan (stimulus) dan jawaban (respon) dari pelatih.
- Metode yang digunakan biasanya interval training, metode pertandingan (competition method)dan metode bermain (speed play).
Teori Melatih Kecepatan Didalam Sepakbola
- Walau ada batasan genetik tetap harus dilatih.
- Latihan speed sesuai realita pertandingan (maju - mundur, balik arah, dll).
- Latihan speeddi awal latihan (masih fresh). Ingat : warm up dulu.
- Tiap 10 meter sprint, 1 menit istirahat (dapat diperkecil sebagai pembebanan latihan, misal : 1 / 3 yang dalam artian tiap 10 detik sprint 30 detik waktu istirahat.
- Cara memperbaiki kecepatan : Perbaiki start, penempatan posisi yang menguntungkan, melatih kemampuan bereaksi/cepat mengambil keputusan, memperbaiki teknik berlari.
- Gunakan bola.
- Pemain bola harus cepat : Zyklus – cepat dari A ke B, Azyklus – bisa melakukan sesuatu dengan cepat.
- 7 tahun ke atas.
Cara-cara melatih kecepatan dengan metode Interval Training
- Volume beban latihan 5 - 10 kali giliran lari, dimana tiap-tiap giliran atlet lari secepat-cepatnya dengan jarak 30 - 80 meter.
- Intensitas lari 80-100 % dengan pedoman waktu dari pelatih.
- Frekuensi dan tempo secepat-cepatnya.
- Recovery 2-5 menit.
- Peningkatan beratnya latihan dapat mencari variasi perubahan dan jangan keluar dari tujuan latihan, yaitu kecepatan itu sendiri.
Sumber :
Ilmu Melatih Lanjutan (Maidarman, UNP, 2010)
Kurikulum Dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo S. Scheunemann, PSSI, 2012)
Kondisi Fisik dan Tes Pengukuran (Hendri Irawadi, UNP, 2012)
Pengaruh Interval Training Terhadap Kecepatan (Rahmat Pria Dony, Skripsi, 2014)